Info Sekolah
Minggu, 27 Apr 2025
  • Fathimah International Elementary School
  • Fathimah International Elementary School
4 November 2024

Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan Ecobrick

Sen, 4 November 2024 Dibaca 65x Uncategorized

Pendahuluan

Kurikulum di Indonesia mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global. Salah satu inovasi terkini adalah Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk memberikan kebebasan belajar bagi siswa serta fleksibilitas bagi guru dalam mengajar. Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang berbasis proyek dan relevan dengan kehidupan nyata. Salah satu implementasi dari Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang dirancang untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter, berdaya saing global, serta berjiwa Pancasila.

Salah satu tema yang relevan dengan P5 adalah ecobrick, sebuah metode pengelolaan sampah plastik dengan cara memasukkan limbah plastik ke dalam botol plastik hingga padat. Ecobrick tidak hanya menjadi solusi untuk masalah sampah plastik, tetapi juga bisa menjadi media pembelajaran siswa dalam menerapkan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Dalam esai ini, kita akan membahas keterkaitan antara Kurikulum Merdeka, P5, dan konsep ecobrick dalam mendukung pendidikan berkelanjutan.

Kurikulum Merdeka dan P5

Kurikulum Merdeka hadir sebagai respons terhadap tantangan pendidikan di era modern yang membutuhkan pendekatan lebih fleksibel dan kontekstual. Melalui Kurikulum Merdeka, guru memiliki kebebasan untuk menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan situasi lokal. Salah satu komponen penting dalam Kurikulum Merdeka adalah P5, yang berfokus pada penguatan karakter siswa melalui proyek-proyek nyata yang mendukung Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila mencakup enam dimensi utama:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  2. Berkebinekaan global
  3. Gotong royong
  4. Mandiri
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif

P5 mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kegiatan sehari-hari dan proyek nyata. Salah satu proyek yang bisa diangkat dalam P5 adalah proyek ecobrick, yang mengajarkan siswa untuk lebih sadar terhadap lingkungan dan mengembangkan sikap peduli terhadap masalah global seperti pencemaran plastik.

Ecobrick dan Pendidikan Lingkungan

Ecobrick adalah salah satu solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah plastik, di mana plastik yang tidak dapat didaur ulang dimasukkan ke dalam botol plastik hingga padat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau produk kreatif lainnya. Konsep ecobrick tidak hanya mengatasi masalah sampah tetapi juga dapat dijadikan sebagai alat edukasi dalam membangun kesadaran lingkungan.

Melalui ecobrick, siswa dapat mempelajari banyak hal, seperti pentingnya pengurangan sampah plastik, dampak sampah terhadap lingkungan, serta cara mengelola limbah dengan metode yang kreatif dan efektif. Selain itu, kegiatan ecobrick juga melibatkan keterampilan gotong royong dan kolaborasi antar siswa, di mana mereka bekerja sama untuk mengumpulkan sampah plastik dan membuat ecobrick.

Integrasi Ecobrick dalam P5: Dengan mengintegrasikan proyek ecobrick dalam P5, siswa dapat melatih dimensi Profil Pelajar Pancasila secara nyata. Misalnya, siswa belajar untuk mandiri dan kreatif dalam menemukan solusi untuk masalah lingkungan. Mereka juga dilatih untuk berpikir kritis dalam memahami penyebab dan dampak dari sampah plastik. Selain itu, kerja sama dalam kelompok untuk membuat ecobrick menguatkan nilai gotong royong dan kebinekaan.

Manfaat P5 dan Ecobrick bagi Siswa

Pelaksanaan P5 dengan tema ecobrick membawa banyak manfaat, baik secara akademik maupun non-akademik. Secara akademik, siswa mempelajari keterampilan berpikir kritis dan kreatif serta memperluas pengetahuan mereka tentang isu lingkungan global. Secara non-akademik, kegiatan ini membantu mengembangkan karakter siswa, seperti tanggung jawab, kesadaran sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Selain itu, siswa juga dapat belajar tentang pentingnya daur ulang dan pemanfaatan kembali barang-barang bekas, serta bagaimana tindakan kecil seperti membuat ecobrick dapat memiliki dampak besar terhadap pengurangan sampah plastik. Ini adalah bentuk pendidikan berkelanjutan yang secara langsung mengajarkan siswa untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan yang fleksibel dan kontekstual, memungkinkan siswa untuk belajar secara lebih relevan dengan kehidupan nyata. P5 sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka, menawarkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penguatan karakter siswa melalui proyek-proyek yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah proyek ecobrick.

Proyek ecobrick tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah sampah plastik, tetapi juga berperan penting dalam pendidikan lingkungan. Dengan melibatkan siswa dalam proyek ecobrick, mereka dapat belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, berkolaborasi dengan teman-teman, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, integrasi ecobrick dalam P5 adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar