Info Sekolah
Sabtu, 08 Nov 2025
  • Fathimah International Elementary School
  • Fathimah International Elementary School
20 Juni 2025

Melalui Project Showbiz, FIES Serukan Pentingnya Melestarikan Alam dan Kearifan Lokal

Jum, 20 Juni 2025 Dibaca 198x

SUMENEP Living Heritage, The Spirit of Local Wisdom and Nature merupakan tema besar yang diangkat pada gelaran Project Showbiz 2025 Fathimah International Elementary School (FIES) Sumenep. Tema tersebut diambil sebagai bentuk seruan serta ajakan kepada masyarakat luas mengenai pentingnya melestarikan alam dan kearifan lokal.

Seluruh siswa FIES Sumenep merepresentasikan seruan itu melalui ragam pertunjukan. Mulai dari pertunjukan tari, drama, dan penampilan lainnya.

Riuh tabuhan FIES Drumband menjadi pertanda dimulainya acara Project Showbiz 2025 yang mengiringi kehadiran para tamu undangan serta dewan guru. Penampilan pembuka tersebut mendapat sambutan dan tepuk tangan meriah dari para wali murid.

Ketua Komite FIES Sumenep, Slamet Hidayat, SH., mengapresiasi gelaran Project Showbiz. Tema pelestarian alam dan kearifan lokal diakui sangat relevan dengan kondisi lingkungan hidup dan sosial saat ini. Mengingat, kerusakan alam yang massif serta pudarnya minat generasi muda untuk melestarikan warisan budaya leluhur.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga berharap agar para wali murid terus mendukung seluruh agenda kegiatan sekolah. Terutama program-program yang berkaitan dengan pengembangan diri dan peningkatan prestasi akademik maupun non akademik siswa.

“Sebaik apapun program yang disiapkan oleh sekolah untuk peserta didik, tanpa adanya dukungan dari wali murid, akan sulit diterapkan. Oleh karena itu, sekolah dan dan wali murid harus kompak untuk kebaikan anak didik kita,” ujarnya.

Sebelum acara pertunjukan dimulai, FIES memberikan penghargaan kepada siswa-siswi berprestasi. Penghargaan diberikan kepada para siswa yang telah berhasil meraih prestasi diberbagai ajang dan mengharumkan nama sekolah.

Setelah itu, drama berjudul “Sungai yang Tak Lagi Bernyanyi” menjadi pertunjukan pertama yang ditampilkan. Drama tersebut mengisahkan tentang sebuah sungai yang dulunya jernih, bersih, ceria, dan penuh kehidupan. Tapi sungai itu perlahan dicemari sampah, polusi, dan ketidakpedulian manusia. Sebuah kisah menyentuh tentang kehilangan, kesadaran, dan harapan.

Kemudian disusul oleh penampilan drama kedua, berjudul “Angry Earth” atau “Bumi yang Marah”. Drama ini menggambarkan bagaimana Bumi bereaksi saat manusia terus menyakitinya. Mulai dari hutan yang dibakar, laut yang dicemari, hingga udara yang kian sesak — semua menjadi jeritan sunyi yang akhirnya memuncak menjadi kemarahan alam.

Dua penampilan ini bukan hanya seni, tapi juga pesan bahwa anak-anak pun peduli, dan mereka ingin perubahan. Mari kita dengarkan suara mereka. Mari kita dengar suara Bumi.

Penampilan berikutnya, siswa mempersempahkan Tari Menjaga Alam. Sebuah tarian yang menggambarkan cinta dan kepedulian terhadap lingkungan. Disusul dengan Tari Kreasi Topeng P5, yang memadukan unsur budaya dan kreativitas. Topeng-topeng ini tak hanya menghias wajah, tapi juga menyampaikan ekspresi, tradisi, dan keberanian dalam berkarya.

Kemudian, dengan sajian Tari Sajojo. Tarian dari Papua yang menggambarkan keceriaan dan kebersamaan. Selanjutnya, kesenian dari Jawa Barat, Tari Tokecang — gerakan lincah yang membawa pesan tentang nilai kerja sama dan gotong royong.

Setelah itu, siswa menyajikan penampilan Tari Tanduk Majang. Sebuah persembahan dari tanah Madura yang menggambarkan semangat dan kegagahan dalam kehidupan masyarakat.

Tak hanya tarian, kita juga akan diajak menelusuri kisah-kisah menarik lewat drama:

  • Drama Tablo, penampilan teatrikal sunyi yang menyampaikan pesan melalui ekspresi dan gerak — tanpa dialog, tapi penuh makna.
  • Drama Pasar Tradisional, yang menggambarkan suasana dan nilai-nilai kearifan lokal di tengah hiruk-pikuk jual beli

Sebagai penutup yang menyentuh kalbu, siswa mempersembahkan penampilan bertajuk “Poetic Prayers”. Puisi-puisi yang dirangkai dalam bentuk doa. Doa yang keluar dari hati, penuh harap, penuh makna.

Selain pertunjukan, berbagai produk kreativitas siswa juga ditampilkan pada kesempatan itu. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada siswa yang telah semangat dan tekun selama mengikuti proses pembelajaran. (*)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar